BATASAN :
Macam kelainan katup
jantung :
1.
Stenosis : terbatasnya daun katup untuk bergerak terbuka sehingga
menimbulkan hambatan aliran darah dan terjadilah peningkatan tekanan di belakang katup stenosis dan penurunan tekanan
di depannya maka terjadi beda tekanan yg menimbulkan turbulensi aliran darah yg
secara fisik terdengar sebagai bising atau getaran/thrill bila intensitas
mencapai derajad >/= 4/6
2.
Insufisiensi : tidak sempurnanya penutupan katup akibat perubahan struktur daun
katup sehingga menimbulkan aliran balik kebelakang (regurgitasi) dan benturan
aliran yang berbalik dengan yang laminer menimbulkan turbulensi/bising/getaran
3.
Prolap daun katup: terjadi bila daun katup terpeleset kearah belakang akibat
meningkatnya tekanan diruang depannya; biasanya akibat penyangga (chorda
tendinaea; muskulus papilaris) yg menurun kekuatannya
Penyebab kelainan katup :
1.
Kongenital – dibawa sejak lahir
2.
Didapat :
a.
infeksi : demam reuma;
endokarditis; vegetasi
b.
auto-imun : penyakit jantung
rematik
c.
Tumor : miksoma
d.
Thrombus katup
3.
Degenerasi katup atau annulus
akibat umur tua sehingga terjadi pengerasan dan kalsifikasi
4.
Relatif insufisiensi akibat
annulus yg bertambah lebar misalnya dilatasi LV atau aneurisma aorta
DEMAM
REUMA
Definisi : proses keradangan difus akibat respon lambat
toksin yg berasal dari infeksi bakteri Streptococcus beta-haemolyticus –A.
Kuman ini biasa menyerang saluran nafas
atas/faringitis pada anak umur 5-15 tahun, dan mengeluarkan
toksin yg merusak jantung serta cenderung kambuh / recuren.
EPIDEMIOLOGI; angka kejadian
Demam reuma terjadi 3% di
masyarakat, biasanya terjadi setelah infeksi berat Streptococcus.
Risiko meningkat pada orang
yang kurang menjaga kebersihan tubuh, hidup ditempat kumuh/berdesakan dan
ekonomi lemah.
Bila antibiotika yang tepat
diberikan dalam 9 hari maka perkembangan penyakit berupa kerusakan yang
permanen pada katup akan dapat dicegah
PATOFISIOLOGI:
Demam reuma menghasilkan proses
inflamasi difus, proliferatif dan eksudatif yang melibatkan jantung,
jaringan subkutan, persendian, susunan saraf pusat dan kulit.
Diduga akibat antigen
yang terikat di reseptor organ2 diatas menimbulkan respon autoimun dan
menimbulkan kerusakan permanen dan berat pada jantung.
Semua bagian jantung dapat
terkena meliputi pericarditis, miocarditis,
maupun endokarditis.
Terjadi pembengkakan daun katup
sehingga terjadi disfungsi/insufisiensi dan timbul bising.
Vegetasi bakteri pada daun
katup diikuti pembentukan jaringan parut disekitarnya sehingga katup mengkerut
dan tidak elastis dan lubangnya mengecil menimbulkan stenosis atau daun
katup terlalu pendek sehingga saat menutup tidak sempurna sehingga terjadi regurgitasi.
Keduanya akan menimbulkan
perubahan hemodinamik dan anatomis sampai akhirnya terjadi payah jantung dan
atau kematian.
TANDA dan GEJALA:
Arthritis sering dijumpai, nyeri
sendi berpindah-pindah, mengenai persendian besar – disebut Polyarthritis
migrans (pergelangan kaki,lutut, siku,bahu,pergelangan tangan), biasanya hilang
dalam beberapa jam atau hari.
Carditis ditandai kardiomegali, gangguan konduksi, aritmia, bising,
perikarditis dengan gejala nyeri dada dan friction rub (bising
gesek perikard), sampai payah jantung
Nodulus subcutan : benjolan kecil dibawah kulit, tidak nyeri, lunak, melekat
kejaringan ikat sekitar sendi, biasanya terjadi pada minggu pertama dan hanya
pada anak.
Erythema marginatum jarang terjadi,terutama di badan , bentuk kembang kemerahan
berbatas tegas dan bagian tengah normal, biasanya terjadi sejenak, berubah
dalam hitungan menit atau jam.
Chorea , gangguan saraf pusat, berupa gerakan tak terkendali,
tiba-tiba,tak teratur, dapat hilang tanpa gejala sisa
Gejala radang umum seperti demam biasanya naik turun sampai normal, lemah,
letih, berat badan turun, anoreksia.
Manifestasi klinis mungkin baru
hilang dalam 3 bulan.
Kultur usapan faring dapat dijumpai pertumbuhan Strept.betahaemolyticus type-A
Lekositasis, peningkatan LED dan peningkatan C-reactive
protein dan titer ASTO.
DIAGNOSA
Didasarkan pada
kriteria JONES yg meliputi
Kriteria MAJOR :
1.
Carditis
2.
Polyarthritis migrans
3.
Chorea Sydenham ( gerakan
ekstremitas yg tidak terkendali)
4.
Erythema marginatum
5.
Nodulus subcutan
Kriteria
MINOR :
1.
ada riwayat pernah menderita
demam reuma sebelumnya
2.
penyakit katup jantung rematik
3.
arthralgia
4.
demam lama, timbul setelah 2-3
minggu infeksi Streptococcus tenggorokan
5.
laju enap darah meningkat
6.
C-reaktive protein (+)
7.
Titer ASO (antistreptolysin-O)
meningkat
8.
Kultur positif
Streptococcus dari faring
9.
Interval P-R memanjang
Diagnosa
ditegakkan bila ada - 2 gejala major
atau
- ada 1 gejala major + 2 gejala minor
PERJALANAN PENYAKIT DAN PROGNOSA
DR tidak dapat diduga perkembangannya saat
serangan akut tetapi 75% tenang dalam 6 minggu, 90% dalam 12 minggu, kurang 5%
menetap sampai lebih dari 6 bulan, biasanya pada carditis berat atau bila ada
riwayat DR sebelumnya.
Bila carditis berat dapat terjadi payah
jantung sampai mengakibatkan kematian
Bila gejala tidak muncul selama 2 bulan
setelah pengobatan supresif dihentikan biasanya DR tidak akan kambuh kecuali
bila ada infeksi Strepto ulang.
Frekuensi kambuh tergantung dari infeksi
ulang dan beratnya infeksi sebelumnya, dipengaruhi ada tidaknya penyakit jantung rematik dan
lamanya terbebas dari serangan terakhir.
PENATALAKSANAAN
Terapi suportif yang baik mungkin mengurangi
angka kesakitan dan angka kematian
A.
Obat-obatan
1.
Antibiotika selama 10 hari untuk
membasmi kuman dapat diberikan
-
Penicillin G i.m. 600.000 – 1.200.000 IU/hr. atau
-
erythromicin 1 gram/hr
Terapi ini apabila diberikan pada anak
yang terinfeksi Strepto faringitis akan dapat mencegah terjadinya DR (pencegahan primer)
2.
Asam asetilsalisilat
(aspirin) untuk antiradang 100-150 mg/kgBB/hari
pada anak atau 6-8 gram/hr bagi orang dewasa, dibagi dalam 5-6 dosis selama 4-6
minggu
3.
Kortikosteroid (prednison 60-100mg/hr dibagi 4 dosis, tapering-off setelah 2
minggu), khususnya bila ada payah
jantung
Terapi supresif ini diberikan biasanya
beberapa minggu sampai gejala radang reda, LED mendekati normal, C.reaktive
protein negatif.
4.
Obat untuk payah jantung bila diperlukan
5.
Pencegahan sekunder terhadap demam reuma ulang dengan pemberian
- Penicillin long-acting ( Penadur LA) atau preparat oral penicillin 200.000 IU 2X/hr.
Bila tidak tahan penicillin dapat diberi Sulfadiazine 1 gram/hr
dosis tunggal.
Pencegahan sekunder diberikan selama 5 tahun sesudah serangan dengan
memperhatikan adanya penyakit jantung rematik, carditis berat, paparan area
infeksius Strepto, prevalensi penyakit jantung reuma, bila perlu pencegahan yang lebih lama harus
dilanjutkan
6.
Antibiotika profilaksis terhadap komplikasi Endokarditis setiap tindakan intervensi/operasi
B.
Non – obat
Rehabilitasi fisik
Bertujuan agar toleransi terhadap
aktifitas fisik bertambah tanpa menimbulkan keluhan lain atau perubahan EKG
atau meningkatnya denyut jantung secara berlebihan
Pelaksanaan:
- fase akut perlu
istirahat total sampai tanda-tanda radang reda seperti berikut
a.
demam hilang tanpa salisilat
b.
nadi istirahat kurang dari
100/mnt
c.
EKG normal/stabil
d.
Laju enap darah normal
e.
Friction rub/bising gesek
perikard tidak dijumpai
- ambulasi sambil
dipantau keluhan dan tanda vital sebelum dan sesudah latihan
- lamanya pengurangan
aktifitas tergantung berat ringannya gangguan fungsi jantung, bisa berlangsung
beberapa bulan
Nutrisi:
Biasanya nafsu makan berkurang
sehingga tidak sesuai dengan kebutuhan tubuh akibat hipermetabolisme yang
disebabkan demam dan keradangan
Hasil yang diharapkan:
- keseimbangan nutrisi
mengembalikan kondisi/berat badan ke keadaan sebelum sakit ditunjang oleh
laboratorium
Pelaksanaan:
- diet tinggi
karbohidrat dan protein mengimbangi hipermetabolisme akibat demam,radang dan
infeksi agar tidak terjadi proses katabolisme.
- vitamin dan mineral
- kebersihan gusi,gigi
dan mulut dijaga/bersihkan tiap 4 jam
- makanan yang
merangsang selera makan
- cairan/minuman cukup, untuk mencegah dehidrasi, kecuali bila
ada tanda payah jantung maka kurangi cairan dan garam
- menimbang berat badan
setiap hari sebagai evaluasi nutrisi dan cairan
STENOSIS MITRAL
ETIOLOGI:
-
90% akibat demam reuma yg berlanjut kerusakan katup menjadi penyakit jantung rematik ( 50%
ada riwayat DR)
-
non-reuma :
-
kongenital,
-
formasi trombus,
-
miksoma atrial,
-
vegetasi,
-
degenerasi berupa kalsifikasi
katup atau anulus
PATOFISIOLOGI :
Sebagian besar MS akibat Penyakit
Jantung Rematik (PJR) yang diawali demam reuma subklinis kemudian terjadi fibrosis
yang mengenai daun katup dan chordae tendineae sehingga menimbulkan perlekatan
komisura dan kontraktur pada katup dan chordae tendineae yg telah
terkena toksin Streptococcus sehingga
luas efektif lubang mitral
berkurang/stenosis.
Akibatnya terjadi hambatan aliran darah dari atrium ke ventrikel kiri saat
diastol (fase pengisian ventrikel) diikuti peningkatan tekanan di atrium
kiri sehingga terjadi beda tekanan
antara atrium dan ventrikel kiri menimbulkan bising fase diastolik saat katup
mitral membukanya tidak sempurna, diikuti bendungan vena pulmonalis
dan kapiler paru.
Bendungan ini dapat menimbulkan sembab/edema
di jaringan interstisiel paru dan terjadi transudasi ke alveoli dengan
gejala sesak nafas yang hebat disertai ronchi basah mulai dari bagian
basal paru.
Bila ada alveoli yg pecah
akan timbul hemoptoe ( batuk bercampur darah ) yg kemerahan bercampur
buih udara.
Peningkatan tekanan LA dan
bendungan di sirkulasi pulmonal yang berlangsung kronis menimbulkan dilatasi atrium
kiri yang makin besar dan hiperplasi - hipetrofi dinding sirkulasi paru
yg di antisipasi kenaikan tekanan arteri pulmonalis (hipertensi pulmonal)
dan kenaikan tahanan di ventrikel kanan.
Peningkatan tahanan yg harus dialami
ventrikel kanan menimbulkan kompensasi hipertrofi ventrikel kanan, yg
bila bertambah berat akan terjadi insufisiensi sekunder katup trikuspid
dan pulmonal.
Perlahan akan terjadi bendungan
vena sistemik yang ditandai meningkatnya pengisian vena leher/JVP meningkat,
hati/hepatomegali, rongga perut/asites, pleura/efusi, tungkai bawah/edema kaki.
Bila berlangsung lama akan terjadi
gangguan fungsi hati dg gejala gangguan fungsi hati dan ikterik ( Cardiac
cirrhosis).
Peningkatan regangan atrium yang
mengalami dilatasi akan menimbulkan gangguan elektris berupa FIBRILASI atrium yang ditandai dengan denyut jantung yang sangat tidak teratur dan cepat.
Fibrilasi atrium ini menyebabkan
atrium tidak sempat berkontraksi namun hanya bergetar, dan ventrikel kehilangan
volume pengisian 25% oleh kontraksi atrium yg akan mengganggu isi
sekuncup bila fungsi ventrikel kiri
kurang baik.
Selain itu bendungan di atrium yg
mengalami fibrilasi menimbulkan risiko yang sangat tinggi untuk terbentuknya trombus
intraatrium dan tromboemboli dg
segala akibatnya terutama bila terjadi fibrilasi paroksismal (irama sinus
disela fibrilasi sementara ) karena trombus yang terbentuk saat fibrilasi
tiba-tiba didorong kontraksi atrium saat terjadi irama sinus kembali
MANIFESTASI
KLINIS
Dyspneu On Effort akibat sembab paru, mudah
lelah karena isi semenit yang kecil, palpitasi bila ada aritmia/fibrilasi
atrium, hemoptisis bila alveoli pecah, suara serak akibat
atrium kiri dilatasi keposterior akan menekan plica vocalis, nyeri dada
akibat hipertensi pulmonal, seizure bila terjadi aritmia yang cepat
sehingga isi sekuncup sangat menurun dan CVA-trombo emboli merupakan
keluhan klasik MS.
Stadium awal munculnya gejala sesak akibat sembab paru terjadi bila
ada pencetus seperti
1.
demam
2.
aktifitas berlebih
3.
emosi
4.
hamil
5.
fibrilasi atrial dg. respon
kontraksi ventrikel yang cepat.
Kelelahan umum sering lebih
menonjol dari pada sesak.
Nyeri dada dan hemoptisis
menunjukkan hipertensi pulmonal atau emboli paru.
Suara serak akibat penekanan n.lary
ngeous recurrent oleh dilatasi atrium kiri.
Tromboemboli mengakibatkan seizure
dan stroke.
Stadium lanjut terjadi bendungan vena (JVP meningkat),
bendungan di hati (hepatomegali), asites, edema perifer
menunjukkan payah jantung kanan akibat hipertensi pulmonal, seringkali
bendungan berlangsung lama sehingga menimbulkan gangguan pada fungsi hati,
terjadi ikterus , disebut cardiac cirrhosis.
PEMERIKSAAN FISIK
Stadium awal seringkali belum terdengar bising diastolik rumbling
apikal, kecuali pada posisi left lateral decubitus.
Lebih lanjut terjadi takikardi atau fibrilasi atrium
saat istirahat, mitral facies (malar flush dan sianosis perifer).
JVP meningkat bila ada RV failure.
Perhatikan vena Jugularis yang pulsatil karena gelombang v
saat sistol menunjukkan adanya TR (tricuspid regurgitation).
Pemeriksaan jantung didapatkan RV heave atau pulsasi
disepanjang parasternal kiri bawah dan epigastrium akibat hipertrofi RV,
palpasi S1 menguat, iktus dibentuk oleh RV, getaran (thrill)
diastolik di apeks bila kerasnya bising derajat 4/lebih.
PEMERIKSAAN PENUNJANG
1.foto polos dada : tampak ventrikel kanan
membesar dg bayangan apeks bulat dan terangkat, atrium kiri membesar tampak
dari pinggang jantung yg melurus atau menonjol dan bayangan ganda dari batas
kanan jantung akibat atrium kanan dibayangi atrium kiri dibelakangnya. Arteri
pulmonalis melebar akibat hipertensi pulmonal diikuti sepinya bayangan pembuluh
darah paru yg ke perifer, konus pulmonalis menonjol. Bila ada sembab paru akan
tampak garis Kerley B dan pengabutan di bagian sentral.
2.Cor-study tampak penekanan oesofagus
oleh LA
3.Elektrokardiografi : irama bisa sinus
atau fibrilasi atrium, aksis bergeser kekanan, gelombang P mitral akibat atrium
kiri yang dilatasi, gelombang Rs di V1 akibat ventrikel kanan hipertrofi.
4.Laboratorium bila ada infeksi atau demam
reuma kambuhan
5.Ekokardiografi memastikan stenosis
mitral secara kwalitatif dan kuantitatif, tampak daun katup pembukaannya
terbatas, komisura berlekatan, menebal pada daun katup, anulus atau chorda,
kalsifikasi, dilatasi Left Atrium atau trombus LA appendage, Left Ventrikel
dapat normal atau mengecil bila stenosis berat dan lama, lebih lanjut akan
tampak penurunan fungsi sistolik
6.Kateterisasi untuk menyadap tekanan di
bagian kanan jantung, kalkulasi area MV (normal 4-6 cm2, ringan 1,5-2,5 cm2,
sedang 1-1,5 cm2, berat bila kurang 1 cm2). Mengukur tekanan arteri pulmonalis
dan kapiler paru apabila penderita akan menjalani koreksi. Fungsi LV dapat
abnormal pada fase lanjut.
PENATALAKSANAAN :
1.
Prinsip hindari meningkatnya
bendungan / arus balik darah ke jantung kanan dg pembatasan cairan atau
diuretik
2.
Denyut jantung dijaga tidak
terlalu cepat untuk memperpanjang waktu pengisian
ventrikel yang terhambat akibat stenosis katup agar pengisian ventrikel dapat
lebih lama dan besar sehingga isi semenit cukup.
Caranya dapat dg pemberian penyekat beta untuk memperlabat
denyut jantung bila masih irama sinus dan fungsi ventrikel kiri baik, digoksin
/ cedilanid atau amiodaron bila terjadi fibrilasi atrium dg. respon
ventrikel cepat (bila mungkin hindari fibrilasi atrium)
Hindari aktifitas fisik berat atau lakukan tirah baring
3.
Koreksi dg Percutaneous
Transluminal Mitral Comissurotomy atau pembedahan jantung terbuka
untuk mengganti katup mitral apabila kerusakan katup sudah parah
PERJALANAN
PENYAKIT DAN PROGNOSA
MS sebagian besar akibat demam reuma yang terjadi rata-rata saat
umur 12 th, dengan masa laten 19 th.
Gejala biasanya muncul pada dekade 3-4, 50% timbul bertahap,
Atrial Fibrilasi terjadi pada 40-50% MS,
Emboli terjadi 9-20% terutama pada MS dg Atrial Fibrilasi.
Prognosis tergantung gejala saat ditemukan, penelitian Rapaport
menunjukkan 80% hidup dalam 5 tahun, 60% dalam 10 th, rata-rata umur penderita
bila ditangani konservatif 48 th
INSUFISIENSI/REGURGITASI MITRAL (MR)
ETIOLOGI dan
KEJADIAN :
Kebanyakan penyebab insufisiensi mitral
adalah
-
prolap katup (Mitral Valve Prolap) dan
-
penyakit jantung koroner
MVP ini terbanyak pada populasi dewasa,
biasanya wanita (2/3 kasus) dan ada faktor keturunan
KLASIFIKASI
Berdasarkan waktu timbulnya dan penyebab MR
dibagi sbb.
MR kronis :
a.
MVP akibat degenerasi atau
miksoma
b.
penyakit jantung koroner –
disfungsi muskulus papilaris akibat infark miokard sering menyebabkan MV prolap
c.
dilatasi LV-anulus biasanya
pada dilatasi LV yang berat misalnya kardiomiopati
d.
demam reuma,
e.
kalsifikasi anulus mitral,
f.
penyakit kolagen (Marfan,
Osteogenesis imperfecta)
g.
kongenital, biasanya prolap
katup
h.
Lupus Erytematosus (SLE).
MR akut :
a.
ruptur khordae (miksoma,
trauma, endokarditis),
b.
ruptur m.papilaris akibat
trauma atau infark miokard akut,
c.
perforasi mitral leaflet (daun
katup) pada endokarditis
PATOFISIOLOGI :
1. penebalan, distorsi dan
kalsifikasi yg terjadi pada katup mitral menyebabkan koaptasi
(penutupan) tidak sempurna sejak awal sistol sehingga terjadi regurgitasi
aliran darah dari ventrikel ke atrium kiri
2. pemendekan korda tendinea
sehingga katup terutama yang posterior tertarik kearah ventrikel sehingga
penutupan mitral tidak sempurna
3. ruptur korda atau disfungsi
muskulus papilaris sehingga katup tidak kuat penahannya sehingga terjadi prolap
kearah atrium saat tekanan ventrikel tinggi di fase tengah sistol
4. Dilatasi anulus atrioventrikel pada kardiomiopati dilatatif
sehingga relatif daun katup tidak cukup menutup area yang lebih luas
Sebagian darah yg berbalik ke atrium kiri
saat sistol ini akan bergabung bersama aliran darah dari paru
mengisi ventrikel kiri secara berlebihan saat diastol. Maka ventrikel kiri akan
mengalami beban volume/pengisian yg menimbulkan dilatasi LV.
Biasanya fungsi ventrikel kiri tetap baik
karena kompensasi kontraksi LV dan LA
sangat besar sehingga gejala payah jantung tidak segera muncul.
Bila terjadi gangguan fungsi LV
harus dipikirkan etiologi seperti PJK, kardiomiopati dll.
Pada MR akut kompensasi dilatasi LV tidak
sempat terjadi sehingga menyebabkan sembab paru akut dengan konsekuensi
manifestasi klinis yang berat dan mematikan
MANIFESTASI KLINIS
Sesak
dan kelelahan umum sering merupakan tanda yang
muncul pertama kali.
Sebelumnya jantung dapat mentolerir MR ini
sampai bertahun-tahun
Selanjutnya diikuti orthopneou, PND, edema perifer.
Pada penderita Mitral Valve Prolap yang
kongenital dan kebanyakan wanita, 50% merasakan palpitasi akibat aritmia
Pada PJK ada gejala angina
atau penurunan fungsi LV dengan gejala DOE,PND, orthopnoe
Bila sudah terjadi dilatasi
LV biasanya menonjol tanda gagal jantung kiri dan sering terjadi emboli
sistemik.
Pada MR akut terjadi edema paru akut
dengan gejala sesak nafas yg hebat.
PEMERIKSAAN FISIK
Pemeriksaan jantung pada inspeksi sudah akan
tampak jelas tanda-tanda yang diakibatkan oleh dilatasi ventrikel kiri berupa iktus
bergeser ke kiri bawah dengan gerakan hiperdinamik
di area prekordial yang luas.
Khas terdengar bising holosistolik mulai bersamaan S1(melemah), frekuensi tinggi, meniup (blowing), musikal atau
menguik (seagull murmur), kadang terdengar diastolic flow rumble di apeks
Klik sistol
dan mid-late systolic murmur khas
pada MVP
PEMERIKSAAN PENUNJANG :
1.
Foto polos dada tampak gambaran
ventrikel kiri membesar ke kiri bawah
2.
EKG tampak overload ventrikel
kiri (deep S V1-2,tall R V5-6)
3.
Ekokardiografi terlihat jelas
pada gambaran dopler atau dopler warna, dilatasi LV dan LA
4.
Angiografi ventrikel kiri dg
jelas tampak aliran regurgitasi kearah atrium kiri
PENATALAKSANAAN :
1.
Mengurangi fraksi regurgitasi
dg memberikan vasodilator perifer sehingga kekuatan aliran lebih
mengarah kedepan (forward flow)
2.
Koreksi bedah dengan replacement/anuloplasty katup mitral
3.
Lainnya sama dengan penyakit
katup secara umum
PERJALANAN PENYAKIT DAN PROGNOSA
Tergantung penyakit dasarnya
Bila MR berat, terjadi dilatasi dan peningkatan tekanan di LA
disertai payah jantung yang berat dan terjadi fibrilasi atrium dg tromboemboli
disertai gejala stroke.
80% dapat hidup 5 tahun, 60% bertahan 10 tahun
MVP pada orang muda biasanya asimptomatis dg prognosa baik, tetapi
dapat terjadi endokarditis, mati mendadak, ruptur khorda
MVP pada orang tua biasanya disertai aritmia, nyeri dada dan payah
jantung.
STENOSIS
AORTA (AS)
ETIOLOGI :
1.
Penyakit jantung rematik
2.
Non-reuma, biasanya kongenital
(uni/bicuspid) atau degenerasi karena umur tua
AS yang
diketahui sebelum umur 30 th biasanya karena kongenital, bila umur 30-70
akibat penyakit jantung rematik, bila diatas 70 th akibat degenerasi
kalsifikasi
Bila AS pada orang muda tanpa kelainan katup lain biasanya akibat
kongenital
6-24% akibat Penyakit Jantung Rematik, tetapi
bila kombinasi dg kelainan katup mitral
kemungkinan etiologi PJ rematik lebih besar.
EPIDEMIOLOGI
Insidens 4 dari 1000 bayi lahir
hidup, laki : perempuan = 4 : 1
Penebalan katup mulai umur 40-50-an
PATOFISIOLOGI
- akibat lubang katup menyempit
maka terjadi peningkatan tekanan didalam ventrikel kiri dan terjadi beda tekanan
yang mencolok antara ventrikel dan aorta.
- kompensasi akibat kenaikan
tekanan berupa hipertrofi ventrikel kiri konsentrik tanpa diikuti
membesarnya ruang LV sehingga makin lama
dinding ventrikel kaku dan daya regang/fungsi dilatasi-diastolik
menurun/terganggu, tekanan akhir diastol meningkat sehingga pengisian
terganggu yang diikuti peningkatan tekanan di atrium kiri dan kapiler paru.
- gejala sesak nafas akan timbul
bila ada bendungan paru
- hipertrofi ventrikel kiri yang
berat menyebabkan aliran darah koroner yang normal tidak cukup memenuhi
kebutuhan miokard ( insufisiensi relatif ) sehingga sering menimbulkan gejala angina
pectoris
- akibat menyempitnya lubang katup
maka isi sekuncup akan kecil dan sering menimbulkan sinkop karena
insufisiensi aliran darah serebral
- Bila hipertrofi sudah makin
berat dan jaringan fibrous makin dominan terjadilah penurunan fungsi kontraksi
LV, diikuti dilatasi dan terjadilah payah jantung yang berat
MANIFESTASI KLINIS
Biasanya awal gejala berupa angina dan
sinkop, makin lanjut terjadi payah jantung kiri.
Angina dialami 50-70% penderita AS, terjadi
akibat kelainan arteri koroner maupun tidak imbangnya kebutuhan oksigen LV yg
massanya meningkat atau akibat tekanan subendokard yang tinggi menghambat
perfusi.
Kesempatan hidup rata-rata 5 th setelah
timbulnya gejala angina.
Sinkop saat aktifitas fisik akibat disfungsi
LV disertai penurunan mendadak isi semenit.
Payah jantung kiri terutama saat aktifitas, palpitasi,
aritmia dan gangguan penglihatan akibat emboli
PEMERIKSAAN FISIK
Pemeriksaan nadi didapatkan pulsus parvus
dan tardus dengan beda tekanan darah sistol-diastol kecil (narrowed
pulse pressure)
Iktus tidak bergeser namun kuat angkat akibat tahanan LV meningkat,
dengan thrill/getaran akibat bising yang keras di area aorta yang akan lebih
terasa bila penderita berbaring dan ekspirasi. Adanya getaran menunjukkan beda
tekanan antara LV dan Aorta diatas 40mmHg.
Auskultasi terdengar bising sistolik yang
sangat keras, intensitas derajat 4 atau lebih disepanjang jalan aorta yakni
mulai apeks, parasternal kiri sampai area aorta sebagai titik terkeras bising,
menjalar kearah leher di area karotis, sifatnya sangat kasar
PEMERIKSAAN PENUNJANG
1.
Foto polos dada sering besar
jantung normal, apeks prominen atau bulging akibat hipertrofi konsentrik,
dilatasi aorta post-stenotik, tampak kalsifikasi daerah AV, LA dilatasi bila
terjadi disfungsi LV.
2.
EKG abnormal menunjukkan LVH
dan pressure overload/ LV strain, sering disertai gangguan konduksi
3.
Ekokardiografi tampak struktur,
fungsi dan morfologi, gerakan katup, penebalan/kalsifikasi katup, struktur
anulus atau subaorta, penebalan dan fungsiLV.
4.
Kateterisasi mengetahui beda
tekanan LV-aorta dan menghitung area stenosis (normal 2-3 cm2) serta menentukan
fungsi LV.
5.
Angiografi menentukan fraksi
ejeksi, masa LV, dilanjutkan angiografi koroner karena 50% AS disertai kelainan
koroner.
PERJALANAN PENYAKIT
DAN PROGNOSA
Gejala sering tidak didapatkan namun diduga
3-5% pada fase tanpa gejala ini terjadi kematian mendadak akibat
aritmia.
Timbulnya gejala merupakan petunjuk prognosa
yang jelek dengan kesempatan hidup lebih pendek ( 5 th setelah angina, 3-4 th
setelah sinkop, 2 th setelah payah jantung).
Angka kematian AS dewasa 9% pertahun, mati
mendadak 15-20% pada AS simptomatik.
Hanya kurang 5% yang bertahan hidup 10-20 th
setelah angina.
Replacement AV memperpanjang kesempatan
hidup, 80% mencapai 5 th.
PENATALAKSANAAN:
1.
mengurangi ketegangan ventrikel
kiri dan memperpanjang waktu ejeksi dengan penyekat beta bila belum ada
tanda gangguan fungsi sistol LV
2.
dilatasi koroner bila angina, hati-hati dapat terjadi sinkop akibat dilatasi
sistemik
3.
melebarkan lubang katup dengan
cara di balon (percutaneous transluminal aorta comissurotomy- PTAC) atau
4.
bedah jantung terbuka untuk replacement pada kerusakan katup yang berat terutama
bila mulai ada gejala angina atau sinkop
5.
antibiotika profilaksis untuk
endokarditis
INSUFISIENSIREGURGITASI AORTA (AR)
ETIOLOGI :
- terbanyak akibat penyakit jantung rematik
- sebab lain -
sifilis ( Takayashu
disease / Pulseless disease )
- sindrom
Marfan dan penyakit jaringan ikat lain
- VSD subaortik dengan komplikasi
aneurisma sinus valsava
- Regurgitasi aorta akut
terjadi pada demam reuma, endokarditis, ruptur sinus valsava, trauma
PATOFISIOLOGI :
- penutupan katup aorta saat awal
diastol tidak sempurna sehingga langsung diikuti aliran balik dari aorta ke
ventrikel kiri bersamaan dengan pengisian oleh atrium kiri.
- terjadi kelebihan volume pengisian
sehingga terjadi kompensasi dilatasi dengan kontraksi yang makin kuat
untuk meningkatkan isi sekuncup yang walaupun besar tetapi tidak efektif /
tidak seluruhnya mengalir kedepan keseluruh tubuh tetapi ada yang berbalik saat
diastol
- bila dilatasi LV melampaui batas
toleransi maka daya kontraksi justru akan menurun (hukum Starling) dan terjadi payah
jantung kiri
-
bila insufisiensi terjadi akut
akibat robeknya katup maka kompensasi dilatasi tidak sempat terjadi, dan
ventrikel kiri tidak mampu menampung kelebihan volume sehingga terjadi bendungan
paru akut dengan gejala sesak nafas yang hebat sampai syok
kardiogenik dan kematian mendadak
MANIFESTASI KLINIS
Asimptomatis dapat berlangsung beberapa tahun
karena kemampuan kompensasi LV yang tinggi, mungkin pasien mengeluh akibat
terjadinya isi sekuncup yang besar
Palpitasi terutama bila ada ekstrasistol.
Flushing dan keringat banyak kadang disertai
perasaan tidak enak didada.
Gejala mulai nampak bila ada penurunan fungsi
LV
PEMERIKSAAN FISIK
Dengan inspeksi saja tanda-tand AR sudah
sangat jelas berupa gerakan pulsatil area precaordial sampai ke leher akibat LV
dilatasi disertai aliran sistol dan diastol yang besar
Sirkulasi perifer sangat jelas menonjol
akibat besarnya isi sekuncup diikuti kolaps arteri perifer menimbulkan beda
tekanan sistol-diastol yang sangat besar sehingga kelainan sirkulasi
perifer tampak jelas berupa pulsus Corrigan , water hammer,
collapsing – nadi meningkat cepat, pengisian/amplitudo besar diikuti kolap
perifer dan semua arteri tampak pulsatil., pulsus Quincke –
pulsasi kecil tampak di bawah kuku
Tanda DeMusset – kepala
mengangguk-angguk sesuai dengan aliran forward yang besar saat sistol dari ventrikel ke aorta dan
karotis diikuti aliran backward dari aorta ke ventrikel saat diastol
Tekanan darah sedikit meningkat dengan
diastol dapat mencapai 0 mmHg.
AR ringan bila beda tekanan sistol diastol
tidak lebih dari 50 mmHg atau tekanan diastol tidak kurang dari 70 mmHg,
kecuali bila sudah ada disfungsi LV berat.
Iktus bergeser kekiri bawah akibat dilatasi
LV
Auskultasi
terdeb\ngar suara jantung normal
Distensi mendadak aorta menimbulkan klik
ejeksi sistol diikuti bising sistolik ejeksi akibat besarnya aliran
transaorta.
A2 melemah pada regurgitasi berat.
S3 sering terdengar
Bising awal diastolik frekuensi tinggi, meniup atau musikal di parasternal kiri, jelas
bila posisi duduk dengan ekspirasi penuh. Lamanya bising berhubungan dengan
beratnya AR.
Akibat aliran regurgitasi yang berat dari
aorta kearah ventrikel saat diastol menabrak daun katup mitral anterior
yang sedang terbuka, menimbulkan stenosis mitral fungsional maka
terdengar bising diastolik rumble disebut bising Austin Flint, tanda ini tidak terdengar pada AR ringan.
PEMERIKSAAN PENUNJANG
1-
foto polos dada tampak
pembesaran jantung akibat dilatasi LV, dilatasi LA dan kongesti paru bila ada
payah jantung, kadang bila kombinasi dengan stenosis aorta akan tampak
kalsifikasi.
2-
EKG : LVH dengan volume
overload yang menonjol, biasanya irama sinus, kadang disertai gangguan konduksi
AV
3-
Ekokardiografi memperlihatkan
anatomi katup, anulus, aortic root, dimensi, massa, fungsi LV. Fluttering
Anterior Mitral Leaflet akibat regurgitasi menabrak daun katup mitral antreior,
adanya dilatasi aorta menunjukkan proses yang
kronis, diseksi aorta bila tampak 2 lumen di aorta ascendens.
4-
Kateterisasi dan angiografi LV
untuk mengetahui perubahan hemodinamik
PENATALAKSANAAN :
- pemberian vasodilator agar
tahanan perifer sangat rendah maka sebagian besar isi sekuncup akan menuju
perifer dan komponen darah balik akan menurun sehingga isi sekuncup lebih
efektif dan beban volume ventrikel akan berkurang, dilatasi LV tidak berlanjut
-
Bila terjadi peningkatan
tahanan akhir diastol maka harus segera dilakukan operasi penggantian katup
protesa ( protesa bio pada wanita muda yang masih menstruasi/masa subur dan
katup mekanik bagi laki-laki atau wanita menopause karena penderita ini harus
menggunakan antikoagulan seumur hidup)
PERJALANAN PENYAKI T
DAN PROGNOSA
3/4
penderita AI bertahan hidup setelah 5 th diagnosa, 50% hidup 10 th, 85-95% AR ringan dan sedang tahan 10 th.
Sekali gejala muncul maka dengan cepat
prognosa jadi jelek, payah jantung kongesti kebanyakan meninggal dalam 2 tahun,
gejala angina bertahan 5 th.
Hasil operasi replacement akan baik bila
sebelum operasi fraksi ejeksi tidak kurang dari 45% dan indeks kardiak diatas
2,5 L/mnt/m2
AR akut menimbulkan kematian yg tinggi akibat
edema paru akut.
STENOSIS
DAN INSUFISIENSI TRIKUSPID (TS & TR)
INSUFISIENSI
PULMONAL (PR)
ETIOLOGI:
TS - t.u. Penyakit jantung rematik, sering
bersamaan dg stenoinsufisiensi mitral.
- SLE, Endocardial
fibroelastosis, endomyocardial fibrosis
- Myxoma RA, metastase kanker ,
trombus
- kongenital
TR -
t.u. fungsional dan sekunder akibat dilatasi RV atau payah jantung kanan
- hipertensi pulmonal baik
primer maupun sekunder
- Endokarditis jantung kanan
biasanya pada penyalah guna obat intravena
- prolaps, infark, trauma
- kongenital ( ASD, anomali
Ebstein)
PR - biasanya kelainan ini didapat mis.
Endokarditis, PJR, TBC
- hipertensi pulmonal, penyakit
obstruksi kronis paru, emboli paru
PATOFISIOLOGI
– jarang sebagai penyakit tersendiri
-
Penyempitan katup trikuspid
menimbulkan gangguan pengisian RV sehingga terjadi peningkatan tekanan dan
bendungan di RA (normal area TV=7cm2, stenosis < 1,5cm2).
-
Bisa terjadi AF dan bendungan
yang berat terutama bila bersama MS-PJR.
-
Edema perifer mulai tampak bila
tekanan RA diatas 10 mmHg.
-
TR menimbulkan peningkatan
tekanan RA saat sistol, tampak gel. v menyolok di JVI
-
PR menimbulkan beban pengisian
RV, dilatasi dan payah jantung kanan
MANIFESTASI KLINIS
TS : -
sesak, lelah, bengkak
TR : - tergantung penyakit dasarnya,
menyolok payah jantung kanan
PR : - bila ringan biasanya tanpa
gejala, bila berat dapat sinkop,
PEMERIKSAAN FISIK
TS
: - gel. a menyolok (akibat
kontraksi RA terhalang lubang TV stenosis) pada vena jugularis interna, bersamaan dengan S1.
- bising diastol rumble di
PS kiri, dibedakan dari MS dengan inspirasi maka bising TS akan mengeras karena
arus balik vena meningkat (Carvallo’s sign)
- OS TV jarang terdengar
TR : - bising holosistolik di PS kiri yang
mengeras saat inspirasi
- pulsasi RV teraba di PS
kiri, bila ada hipertensi pulmonal maka P2 mengeras.
PR :
- bising diastolik menyerupai AR namun tanda sistemik sangat berlainan
PEMERIKSAAN PENUNJANG
- Foto polos dada melihat pembesaran
RA dan RV, hipertensi pulmonal dll
- EKG : P tinggi, AF
- Ekokardiografi
- kateterisasi dan angiografi
PERJALANAN PENYAKIT DAN PROGNOSA
Tergantung penyebabnya dan kelainan yang menyertai
PENATALAKSANAAN
Medikasi
biasanya tidak banyak berguna
Operasi
Lainnya sesuai penyakit katup
umumnya
STENOSIS PULMONAL (PS)
ETIOLOGI : kongenital
- Isolated PS
- PS pada Tetralogy
Of Fallot, dysplasia
PATOFISIOLOGI
Penyempitan katup pulmonal
menimbulkan beda tekanan sistol RV-PA (area katup pulmonal bayi baru lahir -
dewasa = 0,5 - 2cm2 ), makin besar beda tekanan, makin berat PS kecuali bila
payah jantung kanan.
Foramen ovale bisa terbuka
sehingga terjadi pirau dari kanan ke kiri dengan sianosis. Sianosis perifer
juga bisa terjadi akibat kurangnya sirkulasi sistemik
MANIFESTASI KLINIS
-salah satu penyakit kongenital yang
sering didapatkan, tu. pada sindroma Noonan
-1/4 PS mengalami pirau atrial
- tergantung kelainan yang
menyertainya, pada bayi dan anak Isolated Pulmonal Stenosis sering
asimptomatis, paling sering merasa kelelahan, nafas pendek saat aktifitas,
sianosis
PEMERIKSAAN FISIK
- thrill sistolik ParaSternal
kiri atas, teraba gerakan RV
- klik sistolik pulmonal
jelas saat ekspirasi, P2 melemah dan S4 bila PS berat
- bising sistolik kasar,
kresendo-dekresendo, menjalar ke klavikula kiri, mengeras midsistol, late
systole bila PS berat
PEMERIKSAAN PENUNJANG
- foto polos dada tampak vaskuler paru menurun, jantung normal atau
sedikit membesar, dilatasi poststenotik PA akibat aliran cepat
-. EKG : RVH dg pressure overload
- Ekokardiografi
- Kateterisasi dan angiografi
PERJALANAN PENYAKIT DAN PROGNOSA
- tergantung progresifitas stenosis,
bila ringan biasanya tanpa gejala
- prognosa jelek pada PS berat
disertai payah jantung kanan dan aritmia
-
bila disertai pirau kanan ke
kiri dapat terjadi emboli paradoksal – abses otak
PENATALAKSANAAN
-operasi atau
dengan dilatasi balon
- lainnya sama dg
penyakit katup lain
ENDOKARDITIS
EPIDEMIOLOGI
Insiden 20 kasus/ sejuta
populasi pertahun, sebagian besar umur diatas 65 th.
Kematian 20-30%, dapat
menjadi 70% pada umur tua.
ETIOLOGI :
1.
Infeksi oleh bakteri atau jamur
- akut : staphilococcus aureous – terjadi beberapa
hari/minggu setelah infeksi dengan gejala lebih berat, jenis ini proporsinya
makin meningkat
- sub-akut : Streptococcus viridans – terjadi beberapa
minggu sampai bulan setelah infeksi, proporsinya makin kurang
Infeksi oleh bakteri Gram
negatif ,jamur, yearst dan mikroba lain makin meningkat
2.
Non-infeksi – stadium akhir
keganasan
PREDISPOSISI:
1.
katup jantung yang mengalami
kelainan terutama penyakit jantung rematik, kelainan bawaan (aorta bikuspis,
prolap katup mitral) dan katup buatan/prosthethic valve serta sindroma Marfan
2.
penyakit jantung bawaan : patent ductus arteriosus (PDA), ventricle
septal defect (VSD) , Tetralogy of Fallot (TOF) , Coarctasio aorta
2.
penyalah guna obat intravenous,
nutrisi parenteral lama,hemodialisi,kateter vena sentral jangka lama, luka
bakar, usia lanjut
Endokarditis dapat terjadi tanpa didahului / adanya
kelainan jantung
TRIGGER FACTOR – faktor
pencetus
1.
tindakan bedah gigi/ mulut atau
orofaring
2.
bedah saluran urogenital atau
saluran nafas
PATOFISIOLOGI
Mikroorganisma dapat masukke sistem
sirkulasi dengan berbagai macam cara.
Sekali terbentuk koloni di endotel
maka akan terjadi replikasi bakteri, penimbunan platelet dan fibrin membentuk
vegetasi.
Bakteri merangsang mekanisme
imunologi menimbulkan radang, membentuk abses, terjadi deformitas katup,
perforasi daun katup, robeknya chorda, obstruksi oleh vegetasi yang besar.
Kerusakan katup dan vegetasi
menimbulkan payah jantung atau emboli sistemik yang mengenai ginjal, limpa dan
otak.
Emboli paru bila endokarditis di
jantung kanan.
Glomerulonefritis terjadi sebagai
reaksi imun komplek
DIAGNOSA :
1.
gejala infeksi sistemik berupa
panas yang lama pada penderita kelainan jantung, menggigil,berkeringat,lemah,letih,anoreksia,berat
badan menurun, nyeri pinggang, splenomegali, lekositosis, LED meningkat.
2.
Kelainan pada jantung
menimbulkan nyeri dada,sesak nafas-payah jantung, akral dingin dan nyeri,
petechiae, Roth’s spot,nodus Osler, stroke,infark miokard
3.
kultur darah positif
4.
vegetasi pada katup jantung
diketahui dari pemeriksaan ekokardiografi
DIAGNOSA BANDING
1.
TBC, demam reuma,
2.
Typhoid, meningitis, malaria,
3.
abses serebri, osteomyelitis
KOMPLIKASI
1.
Gagal jantung (55%) yang
berakibat fatal
2.
Emboli (12-35% pada sub-akut
dan 50-60 % akut ), pada kapiler menimbulkan ptechie kecil di subkonjungtiva
atau kulit
3.
Gejala neurologis berupa stroke
, kejang dll.
4.
Aneurisma mikotik terutama pada
aorta, abdomen,ekstremitas dan otak
PROGNOSA
1.
14% fatal baik disertai atau
tanpa payah jantung sampai 100% pada payah jantung kongesti yang berat bila
penatalaksanaan dg obat-obatan, risiko fatal menurun 6-33% pada kasus yang
dilakukan operasi
2.
Angka kesembuhan tinggi pada
katup asli akibat Streptococcus (90%), Enterococ. (75-90%), sedangkan pada infeksi Staphyloc
angka kematian mencapai 30-40%
3.
Angka kematian lebih tinggi
bila mengenai jantung kiri atau katup protesa
PENATALAKSANAAN
1.
membasmi kuman sesuai dengan
hasil kultur/tes sensitifitas darah
Antibiotika (Penicillin G kristal dosis
tinggi, ceftriaxone, vancomycin kombinasi dengan gentamicin) diberikan
intravenous selama 4-6 minggu sampai infeksi terkontrol
2.
pembedahan bila terpaksa dengan
angka kematian yang tinggi
PERAWATAN
1.
evaluasi status hemodinamik,
sesuai dengan payah jantung umumnya, adanya bising baru pada askultasi
jantung,takikardia,dll.
2.
Demam akan segera turun dalam
beberapa hari dengan pemberian antibiotika yang tepat. Kompres dingin,
salisilat,cairan masuk harus cukup
3.
Perawatan infeksi secara umum
dengan istirahat fisik dan mental, nutrisi dan cairan cukup
4.
Ambulasi bila infeksi reda,
pantau respon terhadap latihan
5.
Pendidikan tentang penyakit
terhadap pasien dan keluarganya
-antibiotika
-latihan bertahap
-selalu laporkan pada dokter/dokter
gigi tentang riwayat endokarditis
-ingat antibiotika profilaksi
sebelum dan sesudah tindakan
-pantau sendiri demam,nafsu makan,
berat badan,lemah dll.
PENCEGAHAN sangat penting
1.
memberikan penjelasan kepada
penderita dan keluarganya
2.
anti biotika profilaksi pada
setiap tindakan pembedahan pada kelainan jantung (kecuali atrial septal defect-ASD)
terimakasih banyak untuk informasinya, sangat bermanfaat
BalasHapushttp://herbalkuacemaxs.com/pengobatan-herbal-jantung-rematik/
Sgt mbantu unt review
BalasHapus