Minggu, 01 September 2013

DIAGNOSIS DAN PENATALAKSANAAN PPOK DI PUSKESMAS



Puskesmas sebagai garis terdepan dalam pelayanan kesehatan di Indonesia masih mempunyai kieterbatasan baik dalam penyediaan sarana diagnosis maupun obat-obatan. Untuk mendapatkan hasil yang optimal pada diagnosis danpenatalaksanaan PPOK dapat digunakan dan dilaksanakan hal-hal sebagai berikut ini :
   
A Diagnosis

PPOK adalah manifestasi dari penyakit paru kronik yang progresif dan ireversibel, sehingga pada penampilan klinis (keluhan dan tanda klinis) yang menonjol adalah gambaran adanya perburukan penyakit dari waktu ke waktu.
Hal yang dapat digunakan untuk menegakkan diagnosis PPOK di puskesmas antara lain :






1. Anamnesis


a. Keluhan



- Sesak napas yang bertambah berat bila aktiviti



- Kadang-kadang disertai mengi



- Batuk kering atau dengan dahak yang produktif



- Rasa berat di dada


b. Riwayat penyakit



Keluhan klinis bertambah berat dari waktu ke waktu


c. Faktor predisposisi



- Usia > 45 tahun



- Riwayat merokok aktif atau pasif



- Terpajan zat beracun (polusi udara, debu pekerjaan)



- Batuk berulang pada masa kanak-kanak



- Berat badan lahir rendah (BBLR)
     

2. Pemeriksaan fisis :


a. Secara umum



- Penampilan pink puffer atau blue bloater



- Pernapasan pursed-lips



- Tampak denyut vena jugularis dan edema tungkai bila telah terjadi gagal jantung kanan


b. Toraks



Inspeksi : barrel chest





penggunaan otot bantu napas





peleburan sela iga



Perkusi : hipersonor pada emfisema



Auskultsi : - suara napas vesikuler normal, meningkat atau melemah





- terdapat ronki dan atau mengi pada waktu bernapas biasa atau dengan






ekspirasi paksa





- ekspirasi memanjang
     

3. Pemeriksaan penunjang








- Jalan 6 menit, dapat dilakukan modifikasi cara evaluasi fungsi paru atau analisis gas darah sebelum



dan sesudah pasien berjalan selama 6 menit atau 400 meter. Untuk di Puskesmas dengan sarana yang terbatas, evaluasi yang digunakan adalah keluhan lelah yang timbul atau bertambah sesak


- Pemeriksaan darah Hb, lekosit


- Foto Toraks


- Fungsi paru dengan PFR bila memungkinkan

B. Penatalaksanaan
  Tujuan pelaksanaan di Puskesmas

1. Mengurangi laju beratnya penyakit
2. Mempertahankan PPOK yang stabil
3. Mengatasi eksaserbasi ringan
4. Merujuk ke spesialis paru atau rumah sakit
5. Melanjutkan pengobatan dari spesialis paru atau rumah sakit rujukan
   
  Untuk memudahkan penatalaksanaan di Puskesmas terbagi menjadi 
 
- Penatalaksanaan PPOK stabil
- Penatalaksanaan pada waktu eksaserbasi akut
   
  Penatalaksanaan PPOK stabil
 
1. Obat-obatan
2. Edukasi
3. Nutrisi
4. Rehabilitasi
5. Rujukan ke spesialis paru/rumah sakit

 

Obat-obatan



Dalam penatalaksanaan PPOK yang stabil termasuk disini melanjutkan pengobatan pemeliharaan dari rumah sakit atau dokter spesialis paru baik setelah mengalami serangna berat atau evaluasi spesialistik lainnya, seperti pemeriksaan fungsi paru, analisis gas darah, kardiologi dll. Obat-obatan diberikan dengan tujuan mengurangi laju beratnya penyakit dan mempertahankan keadaan stabil yang telah tercapai dengan  mempertahankan bronkodilatasi dan penekanan inflamasi.
   
  Obat-obatan yang digunakan
 
- Bronkodilator
  Diberikan dalam bentuk oral, kombinasi golongan beta 2 agonis dengan golongan xantin. Masing-masing dalam dosis subobtimal, sesuai dengan berat badan dan beratnya penyakit sebagai dosis pemeliharaan.
Misal :
Dosis : aminofilin/teofilin 100-150 mg kombinsi dengan salbutamol 1 mg atau terbutalin 1 mg
- Kortokosteroid
  Gunakan golongan metilprednisolon/prednison, diberikan dalam bentuk oral, setiap hari atau selang sehari dengan dosis 5 mg perhari, terutama bagi penderita dengan uji steroid positif.
- Ekspektoran
  Gunakan obat batuk hitam (OBH)
- Mukolitik
  Gliseril guayakolat dapat diberikan bila sputum mukoid
- Antitusif
  Kodein hanya diberikan bila batuk kering dan sangat mengganggu
   
  Manfaatkan obat-obatan yang tersedia sesuai dengan perkiraan patogenesis yang terjadi pada keluhan klinis. Perhatikan dosis dan waktu pemberian untuk menghindari efek samping obat.
   
  Edukasi
  Karena keterbatasan obat-obatan yang tersedia dan masalah sosiokultural lainnya, seperti keterbatasan tingkat pendidikan dan pengetahuan penduduk, keterbatasan ekonomi dan sarana kesehatan, edukasi di Puskesmas ditujukan untuk mencegah bertambah beratnya penyakit dengan cara menggunakan obat yang tersedia dengan tepat, menyesuaikan keterbatasan aktiviti serta mencegah eksaserbasi.
   
  Nutrisi
  Keseimbangan nutrisi antara protein lemak dan karbohidrat
Diberikan dalam porsi kecil tetapi sering. Kekurangan kalori dapat menyebabkan meningkatnya derajat sesak.
Pemberian karbohidrat yang berlebihan menghasilkan Co2 yang berlebihan.
   
  Rehabiltasi
 
- Latihan pernapasan dengan pursed-lips
- Latihan ekspektorasi
- Latihan otot pernapasan dan ekttremiti
   
  Penatalaksanaan PPOK eksaserasi
  Eksaserbasi PPOK terbagi menjadi derajat ringan, sedang dan berat. Penatalaksanaan derajat ringan diatasi di poliklinik rawat jalan. Derajat sedang dapat diberikan obat-obatan perinjeksi kemudian dilanjutkan dengan peroral. Sedangkan pada eksaserbasi derajat berat obat-obatan diberikan perinfus untuk kemudian bila memungkinkan dirujuk ke rumah sakit yang lebih memadai setelah kondisis darurat teratasi.
   
  Obat-obatan eksaserbasi akut
 
1. Penambahan dosis bronkodilator dan frekuensi pemberiannya. Bila terjadi eksaserbasi berat obat diberikan secara injeksi, subkutan, intravena atau per  drip, misal :
 
- Terbutalin 0,3 ml subkutan dapat diulang sampai 3 kali setiap 1 jam dan dapat dilanjutkan dengan pemberian perdrip 3 ampul per 24 jam
- Adrenalin 0,3 mg subkutan, digunakan hati-hati
- Aminofilin bolus 5 mg/kgBB (dengan pengenceran) dilanjutkan dengan perdrip 0,5-0,8 mg/kgBB/jam
- Pemberian aminofilin drip dan terbutalin dapat bersama-sama dalam 1 botol cairan infus yang dipergunakan adalah Dektrose 5%, Na Cl 0,9% atau Ringer laktat
   
   

2. Kortikosteroid diberikan dalam dosis maksimal, 30 mg/hari dalam 2 minggu bila perlu dengan dosis turut bertahap (tappering off)

 
3. Antibiotik diberikan dengan dosis dan lama pemberian yang adekuat (minimal 10 hari dapat sampai 2 minggu), dengan kombinasi dari obat yang tersedia. Pemilihan jenis antibiotik disesuaikan dengan efek obat terhadap kuman Gram negatif dan Gram positif serta kuman atipik.

 

Di Puskesmas dapat diberikan

Lini I : ampisilin


Kontrimoksasol


Eritromisin
Lini II : ampisilin kombinasi kloramfenikol,


eritromisin


Kombinasi kloramfenikol dengan Kotrimaksasol ditambah dengan eritromisin sebagai makrolid.



4. Diuretik

Diuretik pada PPOK derajat sedang-berat dengan gagal jantung kanan atau kelebihan cairan


5. Cairan

Pemberian cairan harus seimbang, pada PPOK sering disertai kor pulmonal sehingga pemberian cairan harus hati-hati.



Rujukan dari Puskesmas ke Pelayanan Kesehatan yang lebih tinggi/Rumah Sakit/Spesialis dilakukan bila :
- PPOK derajat berat
- Timbul pada usia muda
- Sering terjadi eksaserbasi
- Memerlukan terapi oksigen
- Memerlukan terapi bedah paru
- Sebagai persiapan terapi pembedahan

1 komentar:

  1. Alhamdulillah saya sudah sembuh dari PPOK.
    Saya sembuh semenjak konsultasi dan minum obat resep dari pengobatan terpadu ah9779 yang di rekomendasi kan oleh teman saya ...
    Alhamdulillah semenjak rutin kosumsi obat resep beliau yang saya pesan langsung dari beliau nafas saya menjadi lega dan dahak serta mendengkur saya hilang... Jadi buat saudara yang lain kalau belum sembuh coba berobat dengan beliau... Bisa datang langsung atau hanya pesan obat nya saja. Ini no beliau 0822-9423-8289 semoga saudara bisa sembuh juga seperti saya amin...

    BalasHapus